Rabu, 27 Juli 2016

Teks Tanggapan Kritis mengenai sampah

Kurangi Volume Sampah Plastik Melalui Kebijakan Kantong Plastik Berbayar
          Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bertekad mengurangi volume sampah yang ada di lingkungan masyarakat. Hal tersebut dilakukan dengan mengeluarkan kebijakan kantong plastik berbayar dan pembatasan penggunaan kantong plastik di pasar-pasar modern di Indonesia. Konsumen tempat perbelanjaan, baik pasar swalayan maupun minimarket kini tidak lagi mendapatkan kantong plastik atau tas kresek secara gratis untuk membawa barang belanjaan.
            Kebijakan pemerintah ini telah resmi diberlakukan sejak 21 Februari 2015. Sementara ini, per kantong plastik dihargai Rp 200. Namun, tidak menutup kemungkinan harga plastik meningkat di kemudian hari. Kepala Seksi Bina Peretail Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Agus Supriyanto mengatakan, harga kantong plastik saat ini merupakan hasil diskusi pemerintah dan retail. Namun, sebenarnya harga itu belum tentu membuat orang tidak mau membeli plastik.
            Menurut Prof. Ir. Agoes Soegianto, DEA, selaku dosen di Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, kebijakan plastik berbayar belum dirasa tepat. Cara paling efektif menekan jumlah limbah plastik adalah dengan memperbaiki proses pengolahannya. “Seperti kita tahu, pemisahan sampah di TPA (tempat pembuangan akhir) masih belum dilakukan. Ini murni tanggungjawab pemerintah yang harus mengurusnya. Tidak dengan cara membebankan pada masyarakat untuk menekan peredaran plastik,” jelas Prof. Agoes ketika ditemui ruangannya.
            Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani mengungkapkan, kebijakan tersebut seharusnya dikomunikasikan secara luas dan masif kepada masyarakat Indonesia. Sebab ini menyangkut menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa kantong plastik berbayar bertujuan membawa kebaikan bagi lingkungan. "Kebijakan ini harus juga mendapat masukan sebelum ditetapkan. Tapi menurut saya diimbau saja, jangan dijadikan satu keharusan, jangan dipaksakan," ujar dia.
            Rosan juga menyatakan keberatan dengan penetapan harga kantong plastik berbayar yang dikenakan masing-masing daerah. Sebagai contoh, penetapan kantong plastik berbayar di DKI Jakarta sebesar Rp 5.000 per buah.
            Namun, pada sisi lain, YLKI(Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) menyatakan bahwa kebijakan plastik berbayar pada sektor ritel modern itu merupakan hal yang rasional. Menurut Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, peraturan itu rasional karena diberlakukan demi menjaga dan mengurangi tingkat kerusakan lingkungan yang lebih parah, mengingat konsumsi kantong plastik di Indonesia tergolong tinggi, yaitu 9,8 miliar kantong plastik per tahunnya, atau nomor dua di dunia setelah Tiongkok.
            Dengan adanya kebijakan plastik berbayar, diharapkan ada perubahan perilaku konsumen saat berbelanja di pasar modern, misalnya membawa bungkus/wadah atau tas sendiri saat berbelanja serta tidak meminta bungkus plastik secara berlebihan.
            Pemerintah Kota Surabaya menyatakan siap mendukung kebijakan pemerintah pusat itu, untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang mencapai 30 persen dari seluruh volume sampah di Kota Surabaya. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Musdiq Ali Suhudi mengatakan, implementasi kebijakan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik akan didukung, dengan Peraturan Walikota maupun Peraturan Daerah.
            Koordinator Komunitas Nol Sampah, Hermawan Some mengatakan, penerapan aturan pembatasan penggunaan kantong plastik diyakini akan efektif mengurangi volume sampah di suatu kota hingga 70 persen.
            Hermawan menegaskan, pengusaha pasar modern dapat terkena sanksi bila mengabaikan kebijakan itu, karena tidak mendukung upaya pemerintah mengatasi persoalan sampah

Teks Ulasan atau Resensi Koala Kumal




Judul                    : Koala Kumal
Penulis                 : Raditya Dika
Editor                : Windy Ariestanty
Penata Letak        : Gita Ramayudha
Penerbit                : Gagas Media
Jenis Buku           : Fiksi
Tebal                    : X+250 halaman
ISBN                    : 979-780-769-X

KOALA KUMAL
            Koala Kumal adalah novel ke tujuh karya Raditya Dika yang sama seperti novel-novel sebelumnya yang juga dikemas dengan “komedi dengan hati” ala Raditya Dika. Novel ini berisi 12 bab yang isinya menceritakan pengalaman Dika mulai dari jurit malam SMP yang berakhir dengan kekacauan sampai bertemu perempuan yang mahir bermain tombak. Seluruh cerita di dalamnya berasal dari kisah nyata dalam hidupnya.
            Awal cerita dalam novel ini menceritakan tentang kekuperan Dika saat masih kelas 5 SD. Hal ini membuatnya sulit memiliki teman untuk bermain. Jadi, selepas pulang sekolah, waktunya hanya dihabiskan berjam-jam bermain video game di Sega Genesis kesayangannya. Hal itu berlangsung sampai pada saat papanya mengajak dia bermain layang-layang. Saat itulah pertemuan dengan Bahri dan Dodo bermula. Keakraban dan kekompakan sebuah persahabatan mereka tunjukkan. Sayangnya harus berakhir dengan perpisahan. Novel ini juga menyajikan bab tentang beberapa  tipe penolakan yang dilakukan cewek dan sekaligus bagaimana cara menghadapinya.
            Pada bab-bab berikutnya pembaca akan melihat potongan-potongan kisah seperti berdiri sendiri. Meskipun demikian, pada setiap bab, mulai dari awal hingga akhir, buku ini memiliki hubungan yang sangat erat dan selalu berisi tentang cerita yang unik. Namun, ada satu bab yang sangat unik, yaitu pada bab LB.
            Bab LB menceritakan tentang pengalaman Dika ketika di Thailand. Kala itu, ia sedang mencoba aplikasi pencari jodoh bernama Tinder yang ia ketahui dari rekan kerjanya yang bernama Podma,seorang wanita Filipina yang bekerja di Bangkok. Akhirnya pilihan Dika jatuh pada perempuan bernama Moo yang berusia 21 tahun dengan rahang agak besar namun tetap terlihat percaya diri. Moo juga memberikan respon balik kepada Dika. Namun, ternyata Moo adalah seorang waria. Di profilnya jelas tertulis bahwa ia adalah seorang LB (Lady Boy) dan Dika tidak memahaminya.
Di bab terakhir, Dika menjelaskan tentang patah hati. Tentang orang yang dulunya saling memberi rasa nyaman, namun saat bertemu lagi perasaan itu sudah berubah total. Persis seperti seekor koala yang bermigrasi dari hutan tempat tinggalnya, namun saat kembali koala itu kebingungan karena hutan yang pernah jadi rumahnya habis dibabat manusia. Karena itulah, buku ini diberi judul Koala Kumal. Mayoritas isinya bercerita tentang patah hati, tentang rasa yang pernah ada, dan tentang kenyamanan yang punah ditelan cinta yang baru.
        Novel ini memiliki kelebihan pada isi cerita. Selain menggunakan bahasa yang cantik, Dika juga dapat menceritakan secara runtut mulai awal hingga akhir cerita. Hal ini membuat para pembaca bisa ikut larut di dalamnya. Oleh karena itu, novel ini juga berhasil menjadi bestseller. Namun, novel ini masih memiliki beberapa kekurangan, seperti masih ada beberapa kata yang tidak patut yang tertulis di dalamnya.
            Walaupun masih ada beberapa kekurangan, cerpen ini masih tetap menarik. Koala Kumal sangat layak untuk dibeli dan dibaca. Banyak pelajaran dapat di petik dari novel Koala Kumal, terutama bagi yang baru saja patah hati.Cerita yang penuh dengan kelucuan ini sangat bagus untuk hampir semua kalangan, terutama bagi para remaja.